"tiada kata terlambat untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan"

Monday, February 20, 2012

Indonesia Tanpa JIL (Jaringan Iblis Laknatullah)

Nampaknya senjata makan tuan bagi kaum libertarian alias Jaringan Islam Liberal (JIL) dibacaJaringan Iblis Laknatullah. Setelah melakukan demonsTERASI dengan tema 'IndonesiaTanpaFPI' yang umumnya pesertanya banci kaleng rombeng, homo bin sapiens, lesbi, dan para begajulan, namun masyarakat indonesia umumnya dapat menilai, bahwa orang-orang yang ingin FPI bubar kok bentuk tampilan dan gaya hidupnya amburadul seperti itu. Tentu saja sebuah opini tentang 'bahwa pembenci FPI umumnya orang gak bener alias berpaham aneh', termasuk sang owner Ulil dan korlap guntur romli yang sudah terlanjur menerima beasiswa belajar ke luar negeri dengan dana zionis.




Sekarang, para intelektual muda indonesia sadar akan kesesatan JIL. Maka munculah gebrakan 'Gerakan Indonesia Tanpa JIL (Jaringan Iblis Laknatullah)'. Beberapa contoh keanehan JIL yaitu;

1. Mendukung gerakan pornografi dan pornoaksi dengan dalih kebebasan berekpresi.
2. Mendukung pernikahan sesama jenis.
3. Mengatakan meragukan kandungan AlQuran.
4. Meragukan Kerosulan Muhammad SAW.
5. Mengatakan Allah adalah Tuhan segala agama.

Berikut sekilas pandangan tentang kesesatan JIL (bukan Jaringan Islam Liberal, tapi Jaringan Iblis Laknatullah).
Sesuai dengan sifatnya ‘yang berbeda’, maka Fikih Lintas Agama itu pun berbeda dengan fikih hasil ijtihad para ulama. Di antara perbedaannya bisa disimplifikasikan/ disederhanakan sebagai berikut:

1.Dibiayai oleh lembaga orang kafir dan duit lembaga pendana itu dari orang kafir.

2.Ditulis oleh orang-orang yang latar belakang keilmuannya bukan ilmu fikih, namun rata-rata menggeluti filsafat atau perbandingan agama, atau tasawuf, atau ilmu kalam (bukan ilmu Tauhid). Kalau toh tadinya belajar ilmu fikih di Fakultas Syari’ah seperti Masdar F Mas’udi (salah satu dari 9 orang tim Penulis FLA Paramadina) pada perjalanan terkininya bukan lagi menekuni studi jurusan Fikih tetapi filsafat.

3.Cara ber-istidlal (mengambil dalil untuk menyimpulkan hukum) tidak ada konsistensi, sehingga antagonistis, bertabrakan satu sama lain.

4.Tidak jujur.

5.Memperlakukan ayat-ayat Al-Qur’an semau mereka.

6.Pendapat yang sangat lemah pun dijadikan hujjah, lalu disimpulkan satu ketentuan, dan ketentuan yang berdasarkan pendapat sangat lemah itu kemudian untuk menghukumi secara keseluruhan. Akibatnya, hukum dibalik-balik, yang haram jadi halal.

7.Pembolak-balikan itu untuk mempropagandakan “aqidah dan Fikih yang berbeda”.

sumber artikel :http://panjarwala417.blogspot.com/2012/02/indonesia-tanpa-jil.html

1 comment:

  1. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk jadi TERORIS, semakin paham akan ajaran agama Islam dan semakin kuat Iman Taqwanya maka umat Islam akan semakin jauh dari pengaruh paham TERORIS, untuk itu penguatan dan pemahaman Ajaran Syariat Islam sangat diperlukan..... mulai dari lingkup Keluarga, sekolah dan lingkungan. Semakin sedikit ajaran Agama dan semakin tidak paham akan agamanya maka sangat mudahlah terseret ke lembah TERORIS.........mari kita telusuri bersama.......kuatkanlah Agama kita masing - masing demi kemaslahatan kita semua.............

    ReplyDelete